Posted by : Unknown Minggu, 16 November 2014


LEMBAR PENGESAHAN

Karya tulis yang berjudul “ Meningkatkan Kedisiplinan Siswa SMA Negeri 2 Denpasar ” ini telah disetujui pada tanggal 1 Agustus2014






Disetujui oleh :


Wakasek Hubungan Masyarakat



Made Semadi Yasa, S.Pd.,M.Pd.
Nip. 19690307 199202 1 003





KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas segala nikmat dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “ Meningkatkan Kedisiplinan Siswa SMA Negeri 2 Denpasar” ini dengan baik.
Penulis mengambil judul di atas karena ingin mengetahui cara meningkatkan kedisiplinan bagi siswa SMA Negeri 2 Denpasar. Karena banyaknya siswa yang melanggar tata tertib, dan seharusnya para siswa bisa mentaati tata tertib yang telah diberikan pihak sekolah.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ini. Saya pun sebagai penulis tak bisa sempurna dalam penyusunan karya tulis ini, penulis masih perlu kritik ataupun saran. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya, dan juga dapat bermanfaat bagi penulis.



        
                                                                   Denpasar, 1 Agustus 2014

                                                                                      
   
                                                                                Penulis


DAFTAR ISI


LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................
i
KATA PENGANTAR.................................................................................
ii
DAFTAR ISI............................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN .......................................................................

1.1
Latar Belakang Masalah ..............................................................

1.2
Rumusan Masalah ......................................................................

1.3
Tujuan Penulisan........................................................................

1.4
Manfaat Penulisan......................................................................

BAB II
PEMBAHASAN……....................................................................

2.1
Faktor – faktor apa saja yang menyebabkan lunturnya kedisiplinan siswa……………………………………………………………………………..

2.2
Bagaimana upaya – upaya sekolah untuk meningkatkan kedisiplinan siswa……………………………………………………………………………..

2.3
Bagaimanakah dengan kegiatan MOS yang dilakukan mampu untuk meningkatkan disiplin siswa…………………………………………………

BAB III
PENUTUP..................................................................................

4.1
Simpulan...................................................................................

4.2
Saran........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................



BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolahnya. Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolahnya itu biasa disebut disiplin siswa. Sedangkan peraturan, tata tertib, dan berbagai ketentuan lainnya yang berupaya mengatur perilaku siswa disebut disiplin sekolah. Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah.
Yang dimaksud dengan aturan sekolah (school rule) tersebut, seperti aturan tentang standar berpakaian (standards of clothing), ketepatan waktu, perilaku social dan etika belajar/kerja. Pengertian disiplin sekolah kadang kala diterapkan pula untuk memberikan hukuman (sanksi) sebagai konsekuensi dari pelanggaran terhadap aturan, meski kadang kala menjadi kontroversi dalam menerapkan metode pendisiplinannya, sehingga terjebak dalam bentuk kesalahan perlakuan fisik (physical maltreatment) dan kesalahan perlakuan psikologis (psychologicalmaltreatment).


1.2 Rumusan masalah
  1. Faktor – faktor apa saja yang menyebabkan lunturnya kedisiplinan siswa.
  2. Bagaimana upaya – upaya sekolah untuk meningkatkan kedisiplinan siswa.
  3. Bagaimanakah dengan kegiatan MOS yang dilakukan mampu untuk meningkatkan disiplin siswa.
1.3 Tujuan Penulisan
  1. Memenuhi tugas tidak mengikuti study tour.
  2. Untuk mengetahui faktor – faktor penyebab lunturnya kedisiplinan.
  3. Untuk mengetahui upaya – upaya sekolah untuk meningkatkan disiplin siswa.
  4. Untuk mengetahui mampukah kegiatan MOS yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan disiplin siswa.

1.4 Manfaat Penulisan
        Manfaat dari penulisan karya ilmiah ini adalah mengetahui faktor – faktor apa saja penyebab tidak disiplinnya siswa, upaya – upaya apa saja yang mampu dilakukan sekolah untuk meningkatkan kedisiplinan siswa dan mampukah kegiatan MOS yang dilakukan setiap awal tahun ajaran baru meningkatkan kedisiplinan siswa.


BAB II PEMBAHASAN

2.1 Faktor – faktor apa saja yang menyebabkan lunturnya kedisiplinan siswa.
Ada beberapa faktor yang memperngaruhi kedisiplinan, yaitu :
  1. Diri sendiri.
Kita harus memiliki keinginan dan niat untuk  merubah sikap malas kita menjadi lebih baik lagi dan bisa menerapkan nilai-nilai kedisiplinan. Karena jika kita tidak memiliki keinginan tersebut, kita tidak akan bisa melakukan semua itu.
  1. Keluarga
Pihak keluarga dalam penerapan kedisiplinan juga mempunyai peran penting, karena keluarga pun berhak untuk mengawasi anak-anaknya untuk memilih pergaulan. Keluarga juga harus memantau perkembangan ank- anaknya yang sudah mulai beranjak dewasa.
  1. Lingkungan
Pergaulan di lingkungan sekitar juga sangat berpengaruh terhadap anak-anak remaja. Apalagi anak-anak yang baru menginjak masa remaja. Masa- masa remaja dapat mebuat kita salah tingkah, karena kita berfikir kita sudah lebih dewasa dari sebelumnya. Serta kita harus berusaha untuk bisa mengembangkan potensi, serta memilih pergaulan yang baik.
  1. Teman
Teman juga dapat mempengaruhi tingkat kedisiplinan siswa dan siswi. Siswa dan siswi dapat menjadi anak yang baik atau menurut kepada peraturan yang telah di tetapkan dengan bantuan teman- teman yang ada di sekitarnya. Kita sebagai siswa juga harus bisa memilih teman bergaul. Bukan berarti yang kaya dengan yang kaya dan yang miskin dengan yang miskin, namun kita harus bisa memilih teman yang nantinya bisa membawa kita ke jalan yang baik serta tidak mengajak kita melanggar tat tertib yang telah ada.

2.2  Bagaimana upaya – upaya sekolah untuk meningkatkan kedisiplinan siswa
Karena sekolah merupakan tempat bagi generasi calon pemimpin bangsa menimba ilmu pengetahuan dan berinteraksi dalam dunia keilmuan. Disadari atau tidak oleh siswa, sekolah menjadi salah satu tempat pendadaran bagi mereka untuk belajar tentang banyak hal agar kelak menjadi orang yang eksis dan sukses. Disiplin menjadi salah satu faktor yang dapat membantu seseorang meraih sukses, tidak terkecuali disiplin pada siswa.
Menurut Johar Permana, Nursisto (1986:14), Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dan serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. Sedangkan menurut Wikipedia (1993:119) tujuan disiplin sekolah adalah untuk menciptakan keamanan dan lingkungan belajar yang nyaman terutama di kelas. Di dalam kelas, jika seorang guru tidak mampu menerapkan disiplin dengan baik maka siswa mungkin menjadi kurang termotivasi dan memperoleh penekanan tertentu, dan suasana belajar menjadi kurang kondusif untuk mencapai prestasi belajar siswa. Sebutan orang yang memiliki disiplin biasanya tertuju kepada orang yang selalu hadir tepat waktu, taat terhadap aturan, berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku, dan sejenisnya. Sebaliknya, sebutan orang yang kurang disiplin biasanya ditujukan kepada orang yang kurang atau tidak dapat menaati peraturan dan ketentuan berlaku, baik yang bersumber dari masyarakat, pemerintah atau peraturan yang ditetapkan oleh suatu lembaga tertentu, misalnya sekolah. Maman Rachman (1999:83) mengemukakan bahwa tujuan disiplin sekolah adalah : (1) memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang, (2) mendorong siswa melakukan yang baik dan benar, (3) membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan menjauhi melakukan hal-hal yang dilarang oleh sekolah, dan (4) siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya serta lingkungannya.
Membicarakan disiplin siswa, tidak terlepas dari persoalan prilaku negatif pada diri siswa, yang akhir-akhir ini semakin memprihatinkan. Berbagai tindak negatif dilakukan para pelajar di sekolah dari nyontek, bolos, memeras, sampai pelanggaran diluar sekolah seperti buat geng, berkelahi (tawuran) penyalahgunaan narkoba, sex bebas, mencuri sampai pada pelanggaran-pelanggaran  yang lebih membahayakan/merugikan diri sendiri dan orang lain.
Perilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor lingkungan, keluarga dan sekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah merupakan salah satu faktor dominan dalam membentuk dan mempengaruhi perilaku siswa. Di sekolah seorang siswa berinteraksi dengan para guru yang mendidik dan mengajarnya. Sikap, teladan, perbuatan dan perkataan para guru yang dilihat dan didengar serta dianggap baik oleh siswa dapat meresap masuk begitu dalam ke dalam hati sanubarinya dan dampaknya kadang-kadang melebihi pengaruh dari orang tuanya di rumah. Sikap dan perilaku yang ditampilkan guru tersebut pada dasarnya merupakan bagian dari upaya pendisiplinan siswa di sekolah. Semua bentuk ketidak disiplinan siswa di sekolah tentunya memerlukan upaya penanggulangan dan pencegahan.
Beberapa usaha yang dapat dilakukan sekolah adalah;
1. Guru hendaknya bisa menjadi contoh dalam berdisiplin, misalnya tepat waktu. Siswa tidak akan memiliki disiplin manakala melihat gurunya sendiri juga tidak disiplin. Guru harus menghindari kebiasaan masuk menggunakan jam karet, molor dan selalu terlambat masuk kelas.
2. Memberlakukan peraturan tata tertib yang jelas dan tegas, sehingga mudah untuk diikuti dan mampu  menciptakan suasana kondusif untuk belajar
3. Secara konsisten para guru terus mensosialisasikan kepada siswa tentang pentingnya disiplin dalam belajar untuk dapat mencapai hasil optimal,  melalui pembinaan dan yang  lebih penting lagi melalui keteladanan.
2.3 Bagaimanakah dengan kegiatan MOS yang dilakukan mampu untuk meningkatkan disiplin siswa
Lingkungan sekolah siswa yang lama telah ditinggalkan dan mereka berganti dengan lingkungan sekolah yang baru dengan penghuni dan budaya baru. Oleh karena itu, siswa perlu orientasi. Dengan orientasi tersebut, siswa akan siap menghadapi lingkungan dan budaya baru di sekolah yang mungkin berbeda jauh dengan sebelumnya.
Kian tinggi jenjang lembaga pendidikan, kian berat tuntutan yang harus dipenuhi oleh siswa. Daya saing lingkungan baru tersebut relatif lebih ketat dibandingkan dengan lingkungan sebelumnya. Orientasi siswa baru diharapkan dapat mengantarkan siswa pada suasana baru yang berbeda dengan sebelumnya. Dengan demikian, siswa akan menyadari bahwa lingkungan baru di mana dia akan memasukinya, membutuhkan pikiran, tenaga, dan waktu yang relatif lebih banyak dibandingkan dengan lingkungan sekolah sebelumnya.
Yang dimaksud dengan orientasi adalah perkenalan. Perkenalan ini meliputi lingkungan fisik sekolah dan lingkungan sosial sekolah. Lingkungan fisik sekolah meliputi prasarana dan sarana sekolah, seperti jalan menuju sekolah, halaman sekolah, tempat bermain di sekolah, lapangan olahraga, gedung dan perlengkapan sekolah, serta fasilitas-fasilitas lain yang disediakan di sekolah. Sedangkan lingkungan sosial sekolah meliputi kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan selain guru, teman sebaya seangkatan, dan siswa senior di sekolah.
Tujuan orientasi siswa baru adalah sebagai berikut:
1. Agar siswa mengenal lebih dekat mengenai diri mereka sendiri di tengah-tengah lingkungan barunya.
2. Agar siswa mengenal lingkungan sekolah, baik lingkungan fisiknya maupun lingkungan sosialnya.
3. Pengenalan lingkungan sekolah sangat penting bagi siswa dalam hubungannya dengan:
a. Pemanfaatan semaksimal mungkin layanan yang diberikan oleh sekolah.
b. Sosialisasi diri dan pengembangan diri secara optimal.
c. Menyiapkan siswa secara fisik, mental, dan emosional agar siap menghadapi lingkungan baru sekolah.
Bagi siswa sendiri, orientasi siswa baru berfungsi sebagai:
1. Wahana untuk menyatakan dirinya dalam konteks keseluruhan lingkungan sosialnya.
2. Wahana untuk mengenal bagaimana lingkungan barunya serta siapa dan apa saja yang ada di sana sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam menentukan sikap.
3. Bagi personalia sekolah dan lembaga kependidikan, dengan mengetahui siapa siswa barunya, akan dapat dijadikan sebagai titik tolak dalam memberikan layanan-layanan yang mereka butuhkan.
4. Bagi para siswa senior, dengan adanya orientasi siswa baru, akan mengetahui lebih dalam mengenai siswa penerusnya di sekolah tersebut. Hal ini sangat penting terutama berkaitan dengan estafet kepemimpinan organisasi siswa di sekolah tersebut.
Pada hari-hari pertama di sekolah, siswa menghadapi hal-hal yang serba baru. Karena itu, rasa ingin tahu mereka terhadap lingkungan baru tersebut sangat besar. Siapa saja guru di sekolah tersebut, siapa saja pejabat-pejabat di sekolah tersebut, bagaimana penampilan orangnya, apa yang menjadi keahlian gurunya, serta bidang studi apa yang akan diajarkan adalah pertanyaan-pertanyaan yang seringkali ingin diketahui oleh siswa baru.
Para siswa baru juga seringkali tidak sabar dengan keingintahuannya tentang perpustakaan sekolah, laboratorium sekolah, serta berbagai jenis layanan yang didapatkan di sekolah. Hal itu wajar mengingat lingkungan baru sekolah yang lebih tinggi dibandingkan sekolah mereka sebelumnya, menimbulkan persepsi lebih bagi siswa terhadap sekolah barunya.
Tidak jarang siswa baru sebenarnya sudah mengenal sekolah tersebut melalui brosur, berita di koran, serta cerita dari teman-temannya sehingga dia ingin mengetahui kenyataan sekolah tersebut begitu dia diterima sebagai siswanya. Oleh karena itu, pada hari-hari pertama di sekolah, siswa diperkenalkan secara menyeluruh dan global mengenai sekolahnya, personalianya, jenis-jenis layanan yang dapat dimanfaatkan, dan sebagainya. Perkenalan secara menyeluruh tersebut dilakukan bersama dengan penerimaan siswa secara resmi oleh kepala sekolah.
Pada penerimaan siswa secara resmi, siswa dikumpulkan di gedung pertemuan yang dapat menampung mereka secara keseluruhan. Di depan para siswa, kepala sekolah duduk bersama guru-guru dan karyawan sekolah. Dengan demikian, pada saat mereka diperkenalkan, para siswa akan dapat melihat mereka dengan mudah.
Jika gedung pertemuan sekolah tidak cukup untuk menampung seluruh siswa, penerimaan siswa secara resmi dan perkenalan secara garis besar bisa dilaksanakan di lapangan atau halaman sekolah. Penerimaan secara resmi dapat dilakukan melalui upacara resmi di sekolah. Pada saat penerimaan siswa secara resmi tersebut, kepala sekolah memberikan sambutan penerimaan. Isi sambutan penerimaan antara lain sejarah singkat sekolah, prestasi-prestasi yang pernah diraih sekolah, serta pernyataan penghargaan kepada siswa yang telah memilih sekolah tersebut. Selanjutnya, kepala sekolah memperkenalkan wakil kepala sekolah, guru-guru beserta keahlian dan pengalamannya, personalia sekolah dengan jenis-jenis layanan yang akan diberikan, tokoh-tokoh organisasi siswa, dan sebagainya.
Masa orientasi siswa adalah kelanjutan dari orientasi hari-hari pertama masuk sekolah. Jika pada hari-hari pertama masuk sekolah siswa diperkenalkan dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosial sekolah secara global, pada masa orientasi siswa ini mereka diperkenalkan secara rinci.
Lingkungan sekolah yang diperkenalkan secara rinci tersebut adalah peraturan dan tata tertib sekolah, guru dan personalia sekolah, perpustakaan sekolah, laboratorium sekolah, kafetaria sekolah, bimbingan dan konseling, layanan kesehatan sekolah, layanan asrama sekolah, orientasi program studi, cara belajar yang efektif dan efisien, dan organisasi siswa.
1. Peraturan dan Tata Tertib Sekolah
Para siswa baru perlu diperkenalkan dengan tata tertib sekolah karena tata tertib sekolah mengatur perilaku siswa di sekolah. Tata tertib sekolah yang harus dipatuhi oleh siswa di antaranya:
a. Siswa wajib berpakaian sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh sekolah.
b. Siswa wajib memelihara dan menjaga kebersihan dan ketertiban, serta menjunjung tinggi nama baik sekolah.
c. Siswa harus hadir di sekolah paling lambat lima menit sebelum pelajaran dimulai.
d. Siswa harus siap menerima pelajaran yang telah ditetapkan sekolah.
e. Selama jam sekolah berlangsung, siswa dilarang meninggalkan sekolah tanpa izin kepala sekolah.
f. Setiap siswa yang tidak dapat mengikuti pelajaran harus menunjukkan keterangan yang sah.
g. Pelanggaran atas tata tertib sekolah bisa menjadi penyebab dikeluarkannya siswa dari sekolah setelah mendapat peringatan lisan, tertulis, dan skorsing sementara.
2. Guru dan Personalia Sekolah
Para siswa harus diperkenalkan kepada guru-guru dan personalia sekolah secara detail. Perkenalan ini meliputi tempat dan tanggal lahir, status, jumlah anak, alamat, latar belakang pendidikan, bidang keahlian, pengalaman, prestasi-prestasi yang pernah dicapai, dan karya-karyanya.
Perkenalan secara detail itu penting agar siswa mengetahui lebih banyak tentang gurunya dan personalia sekolah. Siswa akan mengetahui kepada guru mana dia harus menanyakan mata pelajaran yang tidak diketahuinya. Dia juga mengetahui kepada siapa mengadukan masalah yang dialaminya.
Orientasi terhadap guru dan personalia sekolah ini juga menyangkut struktur mereka dalam organisasi sekolah serta deskripsi tugas dan tanggung jawab masing-masing. Pemahaman mengenai struktur organisasi sekolah ini akan mengantarkan siswa pada pemahaman mengenai hubungan organisasional di sekolah. Dengan demikian, siswa dapat memanfaatkan layanan-layanan pendidikan yang disediakan sekolah.
3. Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah harus diperkenalkan kepada siswa. Yang diperkenalkan menyangkut siapa yang mengelola dan mengepalai, serta apa saja tugas dan tanggung jawab mereka. Siswa perlu diberi tahu berapa jumlah koleksi bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan sekolah, macam-macam dan jenis koleksi yang dimiliki perpustakaan, serta dari mana koleksi yang dimiliki selama ini. Siswa juga diberi tahu mengenai layanan yang diberikan oleh perpustakaan, misalnya layanan baca, layanan peminjaman, layanan pemesanan, dan layanan pengembalian.
Agar siswa dapat menggunakan perpustakaan semaksimal mungkin tanpa mengganggu penyelenggaraannya, siswa perlu diberi informasi mengenai persyaratan menjadi anggota perpustakaan, tata cara peminjaman, pemesanan, dan pengembalian buku. Siswa juga diberi penjelasan tentang tata tertib berkunjung, membaca di ruangan, peminjaman, pemesanan, pengembalian buku, serta sanksi atas pelanggarannya.
4. Laboratorium Sekolah
Layanan laboratorium perlu diperkenalkan kepada siswa baru. Siswa terlebih dahulu diperkenalkan kepada para petugas laboratorium serta tugas dan tanggung jawabnya.
Siswa juga diberi informasi mengenai macam-macam laboratorium yang dimiliki sekolah serta sarana prasarana, perlengkapan, dan fasilitas yang tersedia. Tata cara menggunakan masing-masing laboratorium, petunjuk teknisnya, serta bahaya-bahaya dari sebagian peralatan yang ada juga perlu disampaikan kepada siswa baru.

BAB III PENUTUP

4.1 Simpulan
Kedisiplinan merupakan faktor yang sangat penting di lingkungan sekolah. Sebelum kita meningkatkan kedispilinan kita terlebih dahulu harus  mengetahui faktor – faktor apa saja  yang menyebabkan lunturnya kedisiplinan. Setelah itu baru kita mencari tahu bagaimana upaya – upaya untuk meningkatkan kedispilinan dan salah satunya dengan diadakannya kegiatan MOS yang dilakukan setiap tahun sebagai alat pengenalan siswa – siswi baru tentang sekolah mereka. Sehingga dalam meneggakkan kedisiplinan tidak hanya dituntut satu pihak saja, harus dilaksanakan oleh seluruh pihak – pihak yang ada dilingkungan sekolah.

4.2 Saran
Kedisplinan harus lebih ditingkatkan demi terciptanya ketertiban dilingkungan sekolah. Sehingga harus di ciptakannya peraturan yang berisi sanksi – sanksi yang tegas, masuk akal dan tidak melanggar Hak Asasi Manusia mana pun.



DAFTAR PUSTAKA

http://warnet178meulaboh.blogspot.com/2013/04/karya-ilmiah-kedisiplinan_8.html
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2179172-ruang-lingkup-manajemen-kesiswaan/
http://osissmp247.blogspot.com/2011/06/masa-orientasi-siswa-baru.html




{ 2 komentar... read them below or Comment }

- Copyright © yunia asta dewi - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -