- Back to Home »
- KARYA TULIS ILMIAH MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA SMA NEGERI 2 DENPASAR
Posted by : Unknown
Minggu, 16 November 2014
Karya tulis yang berjudul “
Meningkatkan Kedisiplinan Siswa SMA Negeri 2 Denpasar ” ini telah disetujui
pada tanggal 1 Agustus2014
Disetujui oleh
:
Wakasek
Hubungan Masyarakat
Made Semadi Yasa, S.Pd.,M.Pd.
Nip. 19690307
199202 1 003
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas
segala nikmat dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “ Meningkatkan
Kedisiplinan Siswa SMA Negeri 2 Denpasar” ini dengan baik.
Penulis mengambil judul di atas karena ingin mengetahui
cara meningkatkan kedisiplinan bagi siswa SMA Negeri 2 Denpasar. Karena
banyaknya siswa yang melanggar tata tertib, dan seharusnya para siswa bisa
mentaati tata tertib yang telah diberikan pihak sekolah.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ini. Saya pun sebagai
penulis tak bisa sempurna dalam penyusunan karya tulis ini, penulis masih perlu
kritik ataupun saran. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membacanya, dan juga dapat bermanfaat bagi penulis.
Denpasar,
1 Agustus 2014
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR
PENGESAHAN...........................................................................
|
i
|
|
KATA
PENGANTAR.................................................................................
|
ii
|
|
DAFTAR
ISI............................................................................................
|
iii
|
|
BAB I
|
PENDAHULUAN
.......................................................................
|
|
1.1
|
Latar Belakang Masalah
..............................................................
|
|
1.2
|
Rumusan Masalah
......................................................................
|
|
1.3
|
Tujuan
Penulisan........................................................................
|
|
1.4
|
Manfaat
Penulisan......................................................................
|
|
BAB II
|
PEMBAHASAN……....................................................................
|
|
2.1
|
Faktor – faktor apa saja yang
menyebabkan lunturnya kedisiplinan siswa……………………………………………………………………………..
|
|
2.2
|
Bagaimana upaya – upaya
sekolah untuk meningkatkan kedisiplinan siswa……………………………………………………………………………..
|
|
2.3
|
Bagaimanakah dengan kegiatan
MOS yang dilakukan mampu untuk meningkatkan disiplin siswa…………………………………………………
|
|
BAB III
|
PENUTUP..................................................................................
|
|
4.1
|
Simpulan...................................................................................
|
|
4.2
|
Saran........................................................................................
|
|
DAFTAR
PUSTAKA..................................................................................
|
|
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah
tidak akan lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di
sekolahnya, dan setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan
aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolahnya. Kepatuhan dan ketaatan siswa
terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolahnya itu biasa
disebut disiplin siswa. Sedangkan peraturan, tata tertib, dan berbagai
ketentuan lainnya yang berupaya mengatur perilaku siswa disebut disiplin
sekolah. Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku
siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai
dengan norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah.
Yang dimaksud dengan aturan sekolah (school rule)
tersebut, seperti aturan tentang standar berpakaian (standards of clothing),
ketepatan waktu, perilaku social dan etika belajar/kerja. Pengertian disiplin
sekolah kadang kala diterapkan pula untuk memberikan hukuman (sanksi) sebagai
konsekuensi dari pelanggaran terhadap aturan, meski kadang kala menjadi
kontroversi dalam menerapkan metode pendisiplinannya, sehingga terjebak
dalam bentuk kesalahan perlakuan fisik (physical maltreatment) dan
kesalahan perlakuan psikologis (psychologicalmaltreatment).
1.2
Rumusan masalah
- Faktor – faktor apa saja yang menyebabkan lunturnya kedisiplinan siswa.
- Bagaimana upaya – upaya sekolah untuk meningkatkan kedisiplinan siswa.
- Bagaimanakah dengan kegiatan MOS yang dilakukan mampu untuk meningkatkan disiplin siswa.
1.3 Tujuan Penulisan
- Memenuhi tugas tidak mengikuti study tour.
- Untuk mengetahui faktor – faktor penyebab lunturnya kedisiplinan.
- Untuk mengetahui upaya – upaya sekolah untuk meningkatkan disiplin siswa.
- Untuk mengetahui mampukah kegiatan MOS yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan disiplin siswa.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan karya ilmiah ini adalah mengetahui faktor
– faktor apa saja penyebab tidak disiplinnya siswa, upaya – upaya apa saja yang
mampu dilakukan sekolah untuk meningkatkan kedisiplinan siswa dan mampukah
kegiatan MOS yang dilakukan setiap awal tahun ajaran baru meningkatkan
kedisiplinan siswa.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Faktor – faktor apa saja yang menyebabkan lunturnya
kedisiplinan siswa.
Ada beberapa faktor yang memperngaruhi
kedisiplinan, yaitu :
- Diri sendiri.
Kita harus
memiliki keinginan dan niat untuk merubah sikap malas kita menjadi lebih
baik lagi dan bisa menerapkan nilai-nilai kedisiplinan. Karena jika kita tidak
memiliki keinginan tersebut, kita tidak akan bisa melakukan semua itu.
- Keluarga
Pihak keluarga
dalam penerapan kedisiplinan juga mempunyai peran penting, karena keluarga pun
berhak untuk mengawasi anak-anaknya untuk memilih pergaulan. Keluarga juga
harus memantau perkembangan ank- anaknya yang sudah mulai beranjak dewasa.
- Lingkungan
Pergaulan di
lingkungan sekitar juga sangat berpengaruh terhadap anak-anak remaja. Apalagi
anak-anak yang baru menginjak masa remaja. Masa- masa remaja dapat mebuat kita
salah tingkah, karena kita berfikir kita sudah lebih dewasa dari sebelumnya.
Serta kita harus berusaha untuk bisa mengembangkan potensi, serta memilih
pergaulan yang baik.
- Teman
Teman juga
dapat mempengaruhi tingkat kedisiplinan siswa dan siswi. Siswa dan siswi dapat
menjadi anak yang baik atau menurut kepada peraturan yang telah di tetapkan
dengan bantuan teman- teman yang ada di sekitarnya. Kita sebagai siswa juga
harus bisa memilih teman bergaul. Bukan berarti yang kaya dengan yang kaya dan
yang miskin dengan yang miskin, namun kita harus bisa memilih teman yang
nantinya bisa membawa kita ke jalan yang baik serta tidak mengajak kita
melanggar tat tertib yang telah ada.
2.2 Bagaimana
upaya – upaya sekolah untuk meningkatkan kedisiplinan siswa
Karena
sekolah merupakan tempat bagi generasi calon pemimpin bangsa menimba ilmu
pengetahuan dan berinteraksi dalam dunia keilmuan. Disadari atau tidak oleh
siswa, sekolah menjadi salah satu tempat pendadaran bagi mereka untuk belajar
tentang banyak hal agar kelak menjadi orang yang eksis dan sukses. Disiplin
menjadi salah satu faktor yang dapat membantu seseorang meraih sukses, tidak
terkecuali disiplin pada siswa.
Menurut
Johar Permana, Nursisto (1986:14), Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta
dan terbentuk melalui proses dan serangkaian perilaku yang menunjukkan
nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban.
Sedangkan menurut Wikipedia (1993:119) tujuan disiplin sekolah adalah untuk
menciptakan keamanan dan lingkungan belajar yang nyaman terutama di kelas. Di dalam kelas, jika seorang guru tidak
mampu menerapkan disiplin dengan baik maka siswa mungkin menjadi kurang
termotivasi dan memperoleh penekanan tertentu, dan suasana belajar menjadi
kurang kondusif untuk mencapai prestasi belajar siswa. Sebutan orang yang memiliki disiplin biasanya tertuju kepada
orang yang selalu hadir tepat waktu, taat terhadap aturan, berperilaku sesuai
dengan norma-norma yang berlaku, dan sejenisnya. Sebaliknya, sebutan orang yang
kurang disiplin biasanya ditujukan kepada orang yang kurang atau tidak dapat
menaati peraturan dan ketentuan berlaku, baik yang bersumber dari masyarakat,
pemerintah atau peraturan yang ditetapkan oleh suatu lembaga tertentu, misalnya
sekolah. Maman Rachman (1999:83) mengemukakan bahwa tujuan disiplin sekolah
adalah : (1) memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang,
(2) mendorong siswa melakukan yang baik dan benar, (3) membantu siswa memahami
dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan menjauhi melakukan
hal-hal yang dilarang oleh sekolah, dan (4) siswa belajar hidup dengan
kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya serta lingkungannya.
Membicarakan
disiplin siswa, tidak terlepas dari persoalan prilaku negatif pada diri siswa,
yang akhir-akhir ini semakin memprihatinkan. Berbagai tindak negatif dilakukan
para pelajar di sekolah dari nyontek, bolos, memeras, sampai pelanggaran diluar
sekolah seperti buat geng, berkelahi (tawuran) penyalahgunaan narkoba, sex bebas, mencuri sampai pada pelanggaran-pelanggaran yang
lebih membahayakan/merugikan diri sendiri dan orang lain.
Perilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh
berbagai faktor, antara lain faktor lingkungan, keluarga dan sekolah. Tidak
dapat dipungkiri bahwa sekolah merupakan salah satu faktor dominan dalam
membentuk dan mempengaruhi perilaku siswa. Di sekolah seorang siswa
berinteraksi dengan para guru yang mendidik dan mengajarnya. Sikap, teladan,
perbuatan dan perkataan para guru
yang dilihat dan didengar serta dianggap baik oleh siswa dapat meresap masuk
begitu dalam ke dalam hati sanubarinya dan dampaknya kadang-kadang melebihi
pengaruh dari orang tuanya di rumah. Sikap dan perilaku yang ditampilkan guru
tersebut pada dasarnya merupakan bagian dari upaya pendisiplinan siswa di
sekolah. Semua bentuk ketidak disiplinan siswa di sekolah tentunya memerlukan
upaya penanggulangan dan pencegahan.
Beberapa
usaha yang dapat dilakukan sekolah adalah;
1. Guru hendaknya bisa menjadi contoh dalam
berdisiplin, misalnya tepat waktu. Siswa tidak akan memiliki disiplin manakala
melihat gurunya sendiri juga tidak disiplin. Guru harus menghindari kebiasaan
masuk menggunakan jam karet, molor dan selalu terlambat masuk kelas.
2. Memberlakukan peraturan tata tertib yang
jelas dan tegas, sehingga mudah untuk diikuti dan mampu menciptakan
suasana kondusif untuk belajar
3. Secara konsisten para guru terus
mensosialisasikan kepada siswa tentang pentingnya disiplin dalam belajar untuk
dapat mencapai hasil optimal, melalui pembinaan dan yang lebih
penting lagi melalui keteladanan.
2.3 Bagaimanakah
dengan kegiatan MOS yang dilakukan mampu untuk meningkatkan disiplin siswa
Lingkungan
sekolah siswa yang lama telah ditinggalkan dan mereka berganti dengan
lingkungan sekolah yang baru dengan penghuni dan budaya baru. Oleh karena itu,
siswa perlu orientasi. Dengan orientasi tersebut, siswa akan siap menghadapi
lingkungan dan budaya baru di sekolah yang mungkin berbeda jauh dengan
sebelumnya.
Kian
tinggi jenjang lembaga pendidikan, kian berat tuntutan yang harus dipenuhi oleh
siswa. Daya saing lingkungan baru tersebut relatif lebih ketat dibandingkan
dengan lingkungan sebelumnya. Orientasi siswa baru diharapkan dapat
mengantarkan siswa pada suasana baru yang berbeda dengan sebelumnya. Dengan
demikian, siswa akan menyadari bahwa lingkungan baru di mana dia akan
memasukinya, membutuhkan pikiran, tenaga, dan waktu yang relatif lebih banyak
dibandingkan dengan lingkungan sekolah sebelumnya.
Yang
dimaksud dengan orientasi adalah perkenalan. Perkenalan ini meliputi lingkungan
fisik sekolah dan lingkungan sosial sekolah. Lingkungan fisik sekolah meliputi
prasarana dan sarana sekolah, seperti jalan menuju sekolah, halaman sekolah,
tempat bermain di sekolah, lapangan olahraga, gedung dan perlengkapan sekolah,
serta fasilitas-fasilitas lain yang disediakan di sekolah. Sedangkan lingkungan
sosial sekolah meliputi kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan selain guru,
teman sebaya seangkatan, dan siswa senior di sekolah.
Tujuan
orientasi siswa baru adalah sebagai berikut:
1. Agar siswa mengenal lebih dekat mengenai diri mereka sendiri di tengah-tengah lingkungan barunya.
1. Agar siswa mengenal lebih dekat mengenai diri mereka sendiri di tengah-tengah lingkungan barunya.
2. Agar siswa mengenal
lingkungan sekolah, baik lingkungan fisiknya maupun lingkungan sosialnya.
3. Pengenalan lingkungan
sekolah sangat penting bagi siswa dalam hubungannya dengan:
a. Pemanfaatan semaksimal
mungkin layanan yang diberikan oleh sekolah.
b. Sosialisasi diri dan pengembangan
diri secara optimal.
c. Menyiapkan siswa secara fisik, mental, dan emosional
agar siap menghadapi lingkungan baru sekolah.
Bagi siswa sendiri, orientasi
siswa baru berfungsi sebagai:
1. Wahana untuk menyatakan
dirinya dalam konteks keseluruhan lingkungan sosialnya.
2. Wahana untuk mengenal
bagaimana lingkungan barunya serta siapa dan apa saja yang ada di sana sehingga
dapat dijadikan sebagai pedoman dalam menentukan sikap.
3. Bagi personalia sekolah dan
lembaga kependidikan, dengan mengetahui siapa siswa barunya, akan dapat
dijadikan sebagai titik tolak dalam memberikan layanan-layanan yang mereka
butuhkan.
4. Bagi para siswa senior,
dengan adanya orientasi siswa baru, akan mengetahui lebih dalam mengenai siswa
penerusnya di sekolah tersebut. Hal ini sangat penting terutama berkaitan
dengan estafet kepemimpinan organisasi siswa di sekolah tersebut.
Pada
hari-hari pertama di sekolah, siswa menghadapi hal-hal yang serba baru. Karena
itu, rasa ingin tahu mereka terhadap lingkungan baru tersebut sangat besar.
Siapa saja guru di sekolah tersebut, siapa saja pejabat-pejabat di sekolah
tersebut, bagaimana penampilan orangnya, apa yang menjadi keahlian gurunya,
serta bidang studi apa yang akan diajarkan adalah pertanyaan-pertanyaan yang
seringkali ingin diketahui oleh siswa baru.
Para
siswa baru juga seringkali tidak sabar dengan keingintahuannya tentang
perpustakaan sekolah, laboratorium sekolah, serta berbagai jenis layanan yang
didapatkan di sekolah. Hal itu wajar mengingat lingkungan baru sekolah yang lebih
tinggi dibandingkan sekolah mereka sebelumnya, menimbulkan persepsi lebih bagi
siswa terhadap sekolah barunya.
Tidak jarang siswa baru sebenarnya sudah mengenal sekolah tersebut melalui brosur, berita di koran, serta cerita dari teman-temannya sehingga dia ingin mengetahui kenyataan sekolah tersebut begitu dia diterima sebagai siswanya. Oleh karena itu, pada hari-hari pertama di sekolah, siswa diperkenalkan secara menyeluruh dan global mengenai sekolahnya, personalianya, jenis-jenis layanan yang dapat dimanfaatkan, dan sebagainya. Perkenalan secara menyeluruh tersebut dilakukan bersama dengan penerimaan siswa secara resmi oleh kepala sekolah.
Tidak jarang siswa baru sebenarnya sudah mengenal sekolah tersebut melalui brosur, berita di koran, serta cerita dari teman-temannya sehingga dia ingin mengetahui kenyataan sekolah tersebut begitu dia diterima sebagai siswanya. Oleh karena itu, pada hari-hari pertama di sekolah, siswa diperkenalkan secara menyeluruh dan global mengenai sekolahnya, personalianya, jenis-jenis layanan yang dapat dimanfaatkan, dan sebagainya. Perkenalan secara menyeluruh tersebut dilakukan bersama dengan penerimaan siswa secara resmi oleh kepala sekolah.
Pada
penerimaan siswa secara resmi, siswa dikumpulkan di gedung pertemuan yang dapat
menampung mereka secara keseluruhan. Di depan para siswa, kepala sekolah duduk
bersama guru-guru dan karyawan sekolah. Dengan demikian, pada saat mereka
diperkenalkan, para siswa akan dapat melihat mereka dengan mudah.
Jika
gedung pertemuan sekolah tidak cukup untuk menampung seluruh siswa, penerimaan
siswa secara resmi dan perkenalan secara garis besar bisa dilaksanakan di
lapangan atau halaman sekolah. Penerimaan secara resmi dapat dilakukan melalui
upacara resmi di sekolah. Pada saat penerimaan siswa secara resmi tersebut,
kepala sekolah memberikan sambutan penerimaan. Isi sambutan penerimaan antara
lain sejarah singkat sekolah, prestasi-prestasi yang pernah diraih sekolah,
serta pernyataan penghargaan kepada siswa yang telah memilih sekolah tersebut.
Selanjutnya, kepala sekolah memperkenalkan wakil kepala sekolah, guru-guru
beserta keahlian dan pengalamannya, personalia sekolah dengan jenis-jenis
layanan yang akan diberikan, tokoh-tokoh organisasi siswa, dan sebagainya.
Masa
orientasi siswa adalah kelanjutan dari orientasi hari-hari pertama masuk
sekolah. Jika pada hari-hari pertama masuk sekolah siswa diperkenalkan dengan
lingkungan fisik dan lingkungan sosial sekolah secara global, pada masa
orientasi siswa ini mereka diperkenalkan secara rinci.
Lingkungan
sekolah yang diperkenalkan secara rinci tersebut adalah peraturan dan tata
tertib sekolah, guru dan personalia sekolah, perpustakaan sekolah, laboratorium
sekolah, kafetaria sekolah, bimbingan dan konseling, layanan kesehatan sekolah,
layanan asrama sekolah, orientasi program studi, cara belajar yang efektif dan
efisien, dan organisasi siswa.
1. Peraturan dan Tata Tertib
Sekolah
Para
siswa baru perlu diperkenalkan dengan tata tertib sekolah karena tata tertib
sekolah mengatur perilaku siswa di sekolah. Tata tertib sekolah yang harus
dipatuhi oleh siswa di antaranya:
a. Siswa wajib berpakaian sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh sekolah.
b. Siswa wajib memelihara dan menjaga kebersihan dan ketertiban, serta menjunjung tinggi nama baik sekolah.
c. Siswa harus hadir di sekolah paling lambat lima menit sebelum pelajaran dimulai.
d. Siswa harus siap menerima pelajaran yang telah ditetapkan sekolah.
e. Selama jam sekolah berlangsung, siswa dilarang meninggalkan sekolah tanpa izin kepala sekolah.
f. Setiap siswa yang tidak dapat mengikuti pelajaran harus menunjukkan keterangan yang sah.
g. Pelanggaran atas tata tertib sekolah bisa menjadi penyebab dikeluarkannya siswa dari sekolah setelah mendapat peringatan lisan, tertulis, dan skorsing sementara.
a. Siswa wajib berpakaian sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh sekolah.
b. Siswa wajib memelihara dan menjaga kebersihan dan ketertiban, serta menjunjung tinggi nama baik sekolah.
c. Siswa harus hadir di sekolah paling lambat lima menit sebelum pelajaran dimulai.
d. Siswa harus siap menerima pelajaran yang telah ditetapkan sekolah.
e. Selama jam sekolah berlangsung, siswa dilarang meninggalkan sekolah tanpa izin kepala sekolah.
f. Setiap siswa yang tidak dapat mengikuti pelajaran harus menunjukkan keterangan yang sah.
g. Pelanggaran atas tata tertib sekolah bisa menjadi penyebab dikeluarkannya siswa dari sekolah setelah mendapat peringatan lisan, tertulis, dan skorsing sementara.
2. Guru dan Personalia Sekolah
Para
siswa harus diperkenalkan kepada guru-guru dan personalia sekolah secara
detail. Perkenalan ini meliputi tempat dan tanggal lahir, status, jumlah anak,
alamat, latar belakang pendidikan, bidang keahlian, pengalaman,
prestasi-prestasi yang pernah dicapai, dan karya-karyanya.
Perkenalan secara detail itu penting agar siswa mengetahui lebih banyak tentang gurunya dan personalia sekolah. Siswa akan mengetahui kepada guru mana dia harus menanyakan mata pelajaran yang tidak diketahuinya. Dia juga mengetahui kepada siapa mengadukan masalah yang dialaminya.
Orientasi terhadap guru dan personalia sekolah ini juga menyangkut struktur mereka dalam organisasi sekolah serta deskripsi tugas dan tanggung jawab masing-masing. Pemahaman mengenai struktur organisasi sekolah ini akan mengantarkan siswa pada pemahaman mengenai hubungan organisasional di sekolah. Dengan demikian, siswa dapat memanfaatkan layanan-layanan pendidikan yang disediakan sekolah.
Perkenalan secara detail itu penting agar siswa mengetahui lebih banyak tentang gurunya dan personalia sekolah. Siswa akan mengetahui kepada guru mana dia harus menanyakan mata pelajaran yang tidak diketahuinya. Dia juga mengetahui kepada siapa mengadukan masalah yang dialaminya.
Orientasi terhadap guru dan personalia sekolah ini juga menyangkut struktur mereka dalam organisasi sekolah serta deskripsi tugas dan tanggung jawab masing-masing. Pemahaman mengenai struktur organisasi sekolah ini akan mengantarkan siswa pada pemahaman mengenai hubungan organisasional di sekolah. Dengan demikian, siswa dapat memanfaatkan layanan-layanan pendidikan yang disediakan sekolah.
3. Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan
sekolah harus diperkenalkan kepada siswa. Yang diperkenalkan menyangkut siapa
yang mengelola dan mengepalai, serta apa saja tugas dan tanggung jawab mereka.
Siswa perlu diberi tahu berapa jumlah koleksi bahan pustaka yang dimiliki
perpustakaan sekolah, macam-macam dan jenis koleksi yang dimiliki perpustakaan,
serta dari mana koleksi yang dimiliki selama ini. Siswa juga diberi tahu
mengenai layanan yang diberikan oleh perpustakaan, misalnya layanan baca,
layanan peminjaman, layanan pemesanan, dan layanan pengembalian.
Agar siswa dapat menggunakan perpustakaan semaksimal mungkin tanpa mengganggu penyelenggaraannya, siswa perlu diberi informasi mengenai persyaratan menjadi anggota perpustakaan, tata cara peminjaman, pemesanan, dan pengembalian buku. Siswa juga diberi penjelasan tentang tata tertib berkunjung, membaca di ruangan, peminjaman, pemesanan, pengembalian buku, serta sanksi atas pelanggarannya.
Agar siswa dapat menggunakan perpustakaan semaksimal mungkin tanpa mengganggu penyelenggaraannya, siswa perlu diberi informasi mengenai persyaratan menjadi anggota perpustakaan, tata cara peminjaman, pemesanan, dan pengembalian buku. Siswa juga diberi penjelasan tentang tata tertib berkunjung, membaca di ruangan, peminjaman, pemesanan, pengembalian buku, serta sanksi atas pelanggarannya.
4. Laboratorium Sekolah
Layanan
laboratorium perlu diperkenalkan kepada siswa baru. Siswa terlebih dahulu
diperkenalkan kepada para petugas laboratorium serta tugas dan tanggung
jawabnya.
Siswa juga diberi informasi mengenai macam-macam laboratorium yang dimiliki sekolah serta sarana prasarana, perlengkapan, dan fasilitas yang tersedia. Tata cara menggunakan masing-masing laboratorium, petunjuk teknisnya, serta bahaya-bahaya dari sebagian peralatan yang ada juga perlu disampaikan kepada siswa baru.
Siswa juga diberi informasi mengenai macam-macam laboratorium yang dimiliki sekolah serta sarana prasarana, perlengkapan, dan fasilitas yang tersedia. Tata cara menggunakan masing-masing laboratorium, petunjuk teknisnya, serta bahaya-bahaya dari sebagian peralatan yang ada juga perlu disampaikan kepada siswa baru.
BAB III PENUTUP
4.1 Simpulan
Kedisiplinan merupakan faktor
yang sangat penting di lingkungan sekolah. Sebelum kita meningkatkan
kedispilinan kita terlebih dahulu harus
mengetahui faktor – faktor apa saja
yang menyebabkan lunturnya kedisiplinan. Setelah itu baru kita mencari
tahu bagaimana upaya – upaya untuk meningkatkan kedispilinan dan salah satunya
dengan diadakannya kegiatan MOS yang dilakukan setiap tahun sebagai alat
pengenalan siswa – siswi baru tentang sekolah mereka. Sehingga dalam
meneggakkan kedisiplinan tidak hanya dituntut satu pihak saja, harus
dilaksanakan oleh seluruh pihak – pihak yang ada dilingkungan sekolah.
4.2 Saran
Kedisplinan
harus lebih ditingkatkan demi terciptanya ketertiban dilingkungan sekolah. Sehingga harus di ciptakannya peraturan
yang berisi sanksi – sanksi yang tegas, masuk akal dan tidak melanggar Hak
Asasi Manusia mana pun.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2179172-ruang-lingkup-manajemen-kesiswaan/
http://osissmp247.blogspot.com/2011/06/masa-orientasi-siswa-baru.html
terima kasih,sangat membantu!!
BalasHapusSangat membantu
BalasHapus